Sabtu, 19 Januari 2013

Analisis Manajemen Proses dalam sistem operasi



Analisis Manajemen Proses dalam sistem operasi


     
                            Fuad al hasan adi prasetya
12.1.03.02.0147
1A TEKNIK INFORMATIKA
                                                                   


Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Nusantara PGRI Kediri
2012

Analisis Manajemen Proses dalam sistem operasi
Manajemen Proses dalam sistem operasi
     Proses merupakan konsep pokok pada sistem operasi, karena salah satu tugas utama sistem operasi adalah
bagaimana mengatur proses – proses yang berjalan di sistem. Sebenarnya apakah Proses itu?
Berikut beberapa definisi proses pada sistem operasi adalah :
1. Program yang sedang dalam keadaan dieksekusi.
2. Unit kerja terkecil yang secara individu memiliki sumber daya dan dijadwalkan oleh sistem
operasi.
Sistem operasi mengolah seluruh proses yang ada di sistem dan bertugas mengalokasikan sumber daya –
sumber daya ke proses yang membutuhkan sesuai dengan kebijaksanaan tertentu. Sumber daya yang
dibutuhkan proses diantaranya CPU, memori, file serta I/O device.



Keadaan Proses
Proses – proses yang dikelola oleh sistem operasi akan melalui serangkaian keadaan yang merupakan
bagian dari aktivitasnya. Keadaan proses ini disebut sebagai status proses yang terdiri dari:

Status New yaitu status dimana proses sedang dibuat.

Status Ready yaitu status dimana proses siap dieksekusi tetapi CPU belum tersedia karena sedang
mengerjakan proses lain.

Status Waiting yaitu status dimana proses sedang menunggu suatu kejadian tertentu. Misalnya sedang
menunggu operasi I/O selesai, menunggu signal dari proses lain, tersedianya memori, dsb.

Status Running yaitu status dimana proses dieksekusi. Pada status ini CPU sedang mengeksekusi
instruksi – instruksi pada proses.

Status Terminated yaitu status dimana proses diakhiri.

Kelima status proses tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut:

>  Sebuah proses menjadi Waiting karena proses tersebut menunggu suatu kejadian tertentu seperti
selesainya operasi I/O, misalnya perekaman data ke disk karena pada saat perekaman dilakukan
proses sedang tidak menggunakan CPU maka scheduler segera mengalokasikan CPU ke proses
lain yang telah Ready. Apabila kejadian yang ditunggu telah selesai maka proses dipindahkan
kembali ke antrian Ready dan siap dijadwalkan.

>  Sebuah proses dari keadaan Running dapat menjadi Ready kembali karena diinterupsi oleh proses
lain. Interupsi dapat disebabkan karena jatah waktu yang diberikan CPU ke proses tersebut telah
habis sementara proses masih memerlukan sejumlah waktu untuk selesai. Jatah waktu yang
diberikan sering disebut sebagai quantum time (time slice) yang dapat berkisar antara 1 hingga
100 milidetik. Interupsi suatu proses terkait erat dengan strategi penjadwalan proses yang
digunakan sistem operasi yaitu strategi preemptive dimana suatu proses dapat saja disela oleh
proses lain pada saat Running.

>  Sebuah proses menjadi Terminated disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
1. Proses memang sudah sele sai mengerjakan tugasnya, sehingga diakhiri secara normal
2. Melewati batas waktu yang telah diberikan
3. Terjadi kesalahan perhitungan misalnya mengerjakan instruksi pembagian dengan nol
(division by zero) , atau menyimpan angka yang lebih besar daripada yang dapat diakomodasi
oleh perangkat keras.
4. Terjadi kegagalan I/O seperti kegagalan pembacaan dan penulisan file.
5. Proses induknya berakhir, pada kasus ini suatu proses dibuat oleh proses lain, proses pembuat
disebut sebagai parent, sedangkan proses yang dibuat disebut sebagai child . Sistem dirancang
untuk mengakhiri secara otomatis proses – proses childnya bila proses parent berakhir.
6. Proses child diakhiri atas permintaan proses parentnya. Pada kasus ini parent mengirim signal
tertentu untuk mengakhiri childnya misalnya mengirim signal SIGQUIT, SIGKILL atau
SIGTERM.

            Sedangkan Secara umum proses adalah program dalam eksekusi. Suatu proses adalah lebih dari kode program, dimana kadang kala dikenal sebagai bagian tulisan. Proses juga termasuk aktivitas yang sedang terjadi, sebagaimana digambarkan oleh nilai pada program counter dan isi dari daftar prosesor/ processor’s register. Suatu proses umumnya juga termasuk process stack, yang berisikan data temporer (seperti parameter metoda, address yang kembali, dan variabel lokal) dan sebuah data section, yang berisikan variabel global. suatu program adalah satu entitas pasif, seperti isi dari sebuah berkas yang disimpan didalam disket, sebagaimana sebuah proses dalam suatu entitas aktif, dengan sebuah program counter yang mengkhususkan pada instruksi selanjutnya untuk dijalankan dan seperangkat sumber daya/ resource yang berkenaan dengannya.
Sistem operasi bertanggung jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen proses seperti:
Ø  Membuat dan menghapus proses pengguna dan sistem proses. Sistem operasi bertugas mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan oleh sebuah proses dan kemudian mengambil sumber daya itu kembali setelah proses tersebut selesai agar dapat digunakan untuk proses lainnya.
Ø  Menunda atau melanjutkan proses. Sistem operasi akan mengatur proses apa yang harus dijalankan terlebih dahulu berdasarkan prioritas dari proses yang ada. Apa bila terjadi dua atau lebih proses yang mengantri untuk dijalankan, sistem operasi akan mendahulukan proses yang memiliki prioritas paling besar.
Ø  Menyediakan mekanisme untuk proses sinkronisasi. Sistem operasi akan mengatur jalannya beberapa proses yang dieksekusi bersamaan. Tujuannya adalah menghindarkan terjadinya inkonsistensi data karena pengaksesan data yang sama, juga untuk mengatur urutan jalannya proses agar setiap proses berjalan dengan lancar.
Ø  Menyediakan mekanisme untuk proses komunikasi. Sistem operasi menyediakan mekanisme agar beberapa proses dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi (contohnya berbagi sumber daya antar proses) satu sama lain tanpa menyebabkan terganggunya proses lainnya.Dan juga untuk penanganan deadlock. Deadlock adalah suatu keadaan dimana sistem seperti terhenti karena setiap proses memiliki sumber daya yang tidak bisa dibagi dan menunggu untuk mendapatkan sumber daya yang sedang dimiliki oleh proses lain. Saling menunggu inilah yang disebut deadlock(kebuntuan). Sistem operasi harus bisa mencegah, menghindari, dan mendeteksi adanya deadlock. Jika deadlock terjadi, sistem operasi juga harus dapat memulihkan kondisi sistemnya.
Beberapa hal yang berhubungan dengan manajemen konsep dalam sistem operasi yaitu sebagai berikut:
1. Komunikasi antar proses
(Inter Process Communinication / IPC) :
®      Beberapa proses biasanya berkomunikasi dengan proses lain.
®      Contohnya pada shell pipe line : output dari proses pertama harus diberikan kepada proses ke dua dan seterusnya.
®      Pada beberapa sistem operasi, proses-proses yang bekerja bersama sering sharing (berbagi) media penyimpanan, dimana suatu proses dapat membaca dan menulis pada shared storage (main memory atau files).
2. Mekanisme proses untuk komunikasi dan sinkronisasi aksi
  • Sistem Pesan – komunikasi proses satu dengan yang lain dapat dilakukan tanpa perlu pembagian data.
  • IPC menyediakan dua operasi :
    • send(message) – pesan berukuran pasti atau variabel
    • receive(message)
    • Jika P dan Q melakukan komunikasi, maka keduanya memerlukan :
      • Membangun jalur komunikasi diantara keduanya
      • Melakukan pertukaran pesan melaui send/receive
    • Implementasi jalur komunikasi
      • physical (shared memory, hardware bus)
      • logical (logical properties)
3. Pembuatan dan Penghancuran Proses
v  Pembuatan Proses (Create)
Penciptaan proses terjadi karena terdapat batch baru. SO dengan kendali batch job, setelah menciptakan proses baru, kemudian melanjutkan membaca job selanjutnya.
Penciptaan proses melibatkan banyak aktivitas, yaitu :
  • Menamai (memberi identitas) proses.
  • Menyisipkan proses pada senarai proses atau tabel proses.
  • Menentukan prioritas awal proses.
  • Menciptakan PCB.
  • Mengalokasikan sumber daya awal bagi proses.
v  Penghancuran Proses (Destroyed)
Penghancuran proses terjadi karena :
Ø  Selesainya proses secara normal.
Ø  Proses mengeksekusi panggilan layanan So untuk menandakan bahwa proses telah berjalan secara lengkap.
Ø  Batas waktu telah terlewati.
Ø  Proses telah berjalan melebihi batas waktu total yang dispesifikasikan. Terdapat banyak kemungkinan untuk tipe waktu yang diukur, termasuk waktu total yang dijalani (“walk clock time”) jumlah waktu yang dipakai untuk eksekusi, dan jumlah waktu sejak pemakai terakhir kali memberi masukan (pada proses interaktif) .
Ø  Memori tidak tersedia.
Ø  Proses memerlukan memori lebih banyak daripada yang dapat disediakan oleh sistem.
Ø  Pelanggaran terhadap batas memori.
Ø  Proses memcoba mengakses lokasi memori yang tidak diijinkan untuk diakses.
Ø  Terjadi kesalahan karena pelanggaran proteksi.
Ø  Proses berusaha menggunakan sumber daya atau file yang tidak diijinkan dipakainya, atau proses mencoba menggunakannya tidak untuk peruntukannya, seperti menulis file read only.
Ø  Terjadi kesalahan aritmatika.
Ø  Proses mencoba perhitungan terlarang, seperti pembagian dengan nol, atau mencoba menyimpan angka yang lebih besar daripada yang ddapat diakomodasi oleh H/W.
Ø  Waktu telah kadaluwarsa.
Ø  Proses telah menunggu lebih lama daripada maksimum yang telah ditentukan untuk terjadinya suatu kejadian spesfiik.
Ø  Terjadi kegagalan masukan/keluaran.
Ø  Kesalahan muncul pada masukan atau keluaran, seprti ketidakmampuan menemukan file, kegagalan membaca atau mennulis setelah sejumlah maksimum percobaan yang ditentukan (misalnya area rusak didapatkan pada tape,atau operasi tidak valid seperti membaca dari line printer).
Ø  Intruksi yang tidak benar.
Ø  Proses berusaha mengeksekusi instruksi yang tidak ada (sering sebagi akibat pencabangan ke daerah data dan berusaha mengeksekusi data tersebut).
Ø  Terjadi usaha memakai instruksi yang tidak diijinkan.
Ø  Proses berusaha mengeksekusi instruksi yang disimpan untuk SO.
Ø  Kesalahan penggunaan data.
Ø  Bagian data adalah tipe yang salah atau tidak diinisialisasi.
Ø  Diintervensi oleh SO atau operator.
Ø  Untuk suatu alasan, operator atau sistem operasi mengakhiri proses (misalnya terjadi deadlock).
Ø  Berakhirnya proses induk.
Ø  Ketika parent berakhir. So mungkin dirancannng secara otomatis mengakhiri semua anak proses dari parent itu.
Ø  Atas permintaan proses induk.
Ø  Parent process biasanya mempunyai otoritas mengakhiri suatu anak proses.
Penghancuran lebih rumit bila proses telah menciptakan proses-proses lain. Terdapat dua pendekatan, yaitu :
  • Pada beberapa sistem, proses-proses turunan dihancurkan saat proses induk dihancurkan secara otomatis.
  • Beberapa sistem lain menganggap proses anak independen terhadap proses induk Proses anak tidak secara otomatis dihancurkan saat proses induk dihancurkan.
Penghancuran proses melibatkan pembebasan proses dari sistem, yaitu :
  • Sumber daya-sumber daya yang dipakai dikembalikan.
  • Proses dihancurkan dari senarai atau tabel sistem.
  • PCB dihapus (ruang memori PCB dikembalikan ke pool memori bebas).
4. Keadaan Proses
Keadaan proses terdiri dari :
1)      Running, yaitu suatu kondisi pemroses sedang mengeksekusi instruksi. Benar-benar menggunakan CPU pada saat itu (sedang mengeksekusi instruksi proses itu).
2)      Ready, yaitu suatu kondisi proses siap dieksekusi, akan tetapi pemroses belum siap atau sibuk.
3)      Blocked, yaitu suatu proses menunggu kejadian untuk melengkapi tugasnya. Bentuk kegiatan menunggu proses yaitu : selesainya kerja dari perangkat I/Otersedianya memori yang cukup.
5. Penjadwalan Proses
Kriteria untuk mengukur dan optimasi kinerja penjadwalan :
a)      Adil (fairness)
Adalah proses-proses yang diperlakukan sama, yaitu mendapat jatah waktu  pemroses yang sama dan tak ada proses yang tak kebagian layanan pemroses sehingga mengalami kekurangan waktu.
b)      Efisiensi (eficiency)
c)       Waktu tanggap (response time)
Waktu tanggap berbeda untuk :
1)      Sistem interaktif
Didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari . perintah dimasukkan atau transaksi sampai hasil pertama muncul di layar. Waktu tanggap ini disebut terminal response time.
2)      Sistem waktu nyata
Didefinisikan sebagai waktu dari saat kejadian (internal atau eksternal) sampai instruksi pertama rutin layanan yang dimaksud dieksekusi, disebut event response time.
d)      Turn around time
Adalah waktu yang dihabiskan dari saat program atau job mulai masuk ke sistem sampai proses diselesaikan sistem.
Ø  Algoritma Penjadwalan
Berikut jenis-jenis algoritma berdasarkan penjadwalan :
  1. Nonpre-emptive, menggunakan konsep :
    1. FIFO (First In First Out) atau FCFS (First Come First Serve)
    2. SJF (Shortest Job First)
    3. HRN (Highest Ratio Next)
    4. MFQ (Multiple Feedback Q)
2. Pre-emptive, menggunakan konsep :
1.    RR (Round Robin)
2.    SRF (Shortest Remaining First)
3.    PS (Priority Schedulling)
4.    GS (Guaranteed Schedulling)
Algoritma Pre-emptive
A. Round Robin (RR)
Semua proses dianggap penting sehingga diberi sejumlah waktu oleh pemroses yang disebut kwanta (quantum) atau time slice dimana proses  itu berjalan. Jika proses masih running sampai akhir quantum, maka CPU akan mempreempt proses itu dan memberikannya ke proses lain.
Penjadwalan ini :
  • Baik untuk sistem interactive-time sharing dimana kebanyakan waktu dipergunakan menunggu kejadian eksternal.
Contoh : text editor, kebanyakan waktu program adalah untuk menunggu keyboard, sehingga dapat dijalankan proses-proses lain.
B. Priority Schedulling (PS)
Adalah tiap proses diberi prioritas dan proses yang berprioritas tertinggi mendapat jatah waktu lebih dulu (running).  Berasumsi bahwa masing-masing proses memiliki prioritas tertentu, sehingga akan dilaksanakan berdasar prioritas yang dimilikinya. Ilustrasi yang dapat memperjelas prioritas tersebut adalah dalam komputer militer, dimana proses dari jendral berprioritas 100, proses dari kolonel 90, mayor berprioritas 80, kapten berprioritas 70, letnan berprioritas 60 dan seterusnya. Dalam UNIX perintah untuk mengubah prioritas menggunakan perintah nice.
Pemberian prioritas diberikan secara :
  1. Statis (static priorities)
Keunggulan :
ü  Mudah diimplementasikan.
ü  Mempunyai overhead relatif kecil.
Kelemahan :
ü  Tidak tanggap terhadap perubahan lingkungan yang mungkin menghendaki  penyesuaian prioritas.
2.      Dinamis (dynamic priorities)
Merupakan mekanisme untuk menanggapi perubahan lingkungan sistem   beroperasi. Prioritas awal yang diberikan ke proses mungkin hanya berumur pendek setelah disesuaikan ke nilai yang lebih tepat sesuai lingkungan.
Kelemahan :
  • Implementasi mekanisme prioritas dinamis lebih kompleks dan mempunyai  overhead lebih besar. Overhead in diimbangi dengan peningkatan daya     tanggap sistem.
C. Multiple Feedback Queues (MFQ)
Merupakan :
  • Penjadwalan berprioritas dinamis.
Penjadwalan ini untuk mencegah (mengurangi) banyaknya swapping dengan proses-proses yang sangat banyak menggunakan pemroses (karena menyelesaikan tugasnya memakan waktu lama) diberi jatah waktu (jumlah kwanta) lebih banyak dalam satu waktu. Penjadwalan ini juga menghendaki kelas-kelas prioritas bagi proses-proses yang ada. Kelas tertinggi berjalan selama satu kwanta, kelas berikutnya berjalan selama dua kwanta, kelas berikutnya berjalan empat kwanta, dan seterusnya.
Ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut  :
  • Jalankan proses pada kelas tertinggi.
  • Jika proses menggunakan seluruh kwanta yang dialokasikan, maka diturunkan kelas prioritasnya.
  • Proses yang masuk untuk pertama kali ke sistem langsung diberi kelas tertinggi.
Mekanisme ini mencegah proses yang perlu berjalan lama swapping berkali-kali  dan mencegah proses-proses interaktif yang singkat harus menunggu lama.
D. Shortest Remaining First (SRF)
Merupakan :
  • Penjadwalan berprioritas dinamis.
  • Adalah preemptive untuk timesharing.
  • Melengkapi SJF.
Pada SRF, proses dengan sisa waktu jalan diestimasi terendah dijalankan, termasuk proses-proses yang baru tiba.
  • Pada SJF, begitu proses dieksekusi, proses dijalankan sampai selesai.
  • Pada SRF, proses yang sedang berjalan (running) dapat diambil alih proses baru dengan sisa waktu jalan yang diestimasi lebih rendah.
Kelemahan :
  • Mempunyai overhead lebih besar dibanding SJF. SRF perlu penyimpanan waktu  layanan yang telah dihabiskan job dan kadang-kadang harus menangani peralihan.
  • Tibanya proses-proses kecil akan segera dijalankan.
  • Job-job lebih lama berarti dengan lama dan variasi waktu tunggu lebih lama   dibanding pada SJF.
SRF perlu menyimpan waktu layanan yang telah dihabiskan , menambah overhead.  Secara teoritis, SRF memberi waktu tunggu minimum tetapi karena overhead peralihan, maka pada situasi tertentu SFJ bisa memberi kinerja lebih baik dibanding SRF.
E. Guaranteed Scheduloing (GS)
Penjadwalan ini memberikan janji yang realistis (memberi daya pemroses yang sama) untuk membuat dan menyesuaikan performance adalah jika ada N pemakai, sehingga setiap proses (pemakai) akan mendapatkan 1/N dari daya pemroses CPU. Untuk mewujudkannya, sistem harus selalu menyimpan informasi tentang jumlah waktu CPU untuk semua proses sejak login dan juga berapa lama pemakai sedang login. Kemudian jumlah waktu CPU, yaitu waktu mulai login dibagi dengan n, sehingga lebih mudah menghitung rasio waktu CPU. Karena jumlah waktu pemroses tiap pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung rasio antara waktu pemroses yang sesungguhnya harus diperoleh, yaitu 1/N waktu pemroses seluruhnya dan waktu pemroses yang telah diperuntukkan proses itu.
Algoritma Non Pre-emptive
A. First In First Out (FIFO)
FIFO adalah penjadwalan paling sederhana, yaitu :
  • Proses-proses diberi jatah waktu pemroses berdasarkan waktu kedatangan.
  • Pada saat proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai selesai.
Penjadwalan ini baik untuk sistem batch yang sangat jarang berinteraksi dengan pemakai.
Contoh : aplikasi analisis numerik, maupun pembuatan tabel.
  • Sangat tidak baik (tidak berguna) untuk sistem interaktif, karena tidak memberi waktu tanggap yang baik.
  • Tidak dapat digunakan untuk sistem waktu nyata (real-time applications).
B. Shortest Job First (SJF)
Penjadwalan ini mengasumsikan waktu jalan proses sampai selesai diketahui sebelumnya. Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu jalan terpendek lebih dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi yang tinggi dan turn around time rendah dan penjadwalannya tak berprioritas.
C. Highest Ratio Next (HRN)
Merupakan :
ü  Penjadwalan berprioritas dinamis.
ü  Penjadwalan untuk mengoreksi kelemahan SJF.
ü  Adalah strategi penjadwalan dengan prioritas proses tidak hanya merupakan fungsi waktu layanan tetapi juga jumlah waktu tunggu proses. Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses berjalan sampai selesai.

 

Read More ->>

Pages

About this blog

Diberdayakan oleh Blogger.